Saya berasal dari keluarga petani melalui jalur ayah, walaupun demikian ayah saya dan semua anak-anaknya tidak ada yang menjadi petani. Petani menurut saya merupakan profesi yang mulia karena tanpa kehadiran mereka maka kita bisa kelaparan.
Menanam benih sudah saya lakukan semenjak saya masih kecil sekitar usia 7 tahun. Waktu itu saat berkunjung ke tempat nenek di desa banyak terdapat butiran padi hasil panen. Iseng-iseng saya menanamnya dengan dibentuk pola tertentu dan saya cukup senang melihat hasilnya saat berkunjung kembali seminggu kemudian. Saat usia 10 tahun saya juga hobi bereksperimen dengan tanaman misalnya stek, cangkok maupun menanam dari biji langsung. Menanam sesuatu yang baik memang menjadi kesukaan saat itu. Saat sekarang memori itu terngiang mengapa tidak saya wujudkan secara nyata?
Januari 2011, tahun baru yang penuh tantangan ke depan. Bayangan inflasi karena kenaikan harga BBM yang dikemas pemerintah melalui kebijakan pembatasan premium tinggal menunggu waktu saja. Inflasi adalah berkurangnya nilai mata uang kita karena harga barang-barang menjadi lebih mahal. Menyimpan uang pada saat terjadi inflasi sama saja dengan membiarkan nilai uang kita tergerus. Atas pertimbangan itu maka saya batalkan rencana memiliki mobil baru dimana saya ingin mengganti mobil yang lama dengan 'mirip' Toyota Sienna pengganti Innova. Salah satunya adalah karena kabar tentang pergantian model tersebut juga belum jelas. Impian memiliki ruang usaha atau ruko di keramaian kota tempat tinggal ternyata lebih kuat dibandingkan memiliki mobil baru. Say goodbye to money...
Sawah seluas 4300m2 menjadi incaran, disamping harganya murah, menjual kembali juga lebih mudah karena petani pasti butuh tanah. Belum lagi tiap 3-4 bl sekali bisa menghasilkan 4-5 kuintal beras yang bisa kita petik hasilnya. Walaupun sawah ini saya miliki tetap tidak mengubah saya menjadi seorang petani karena tidak menggarapnya sendiri. Akan tetapi ini bisa menjadi mimpi di waktu kecil yang tampak nyata.
Sawah ini saya kode CLDK4300
pros : hasil bumi, perumahan
Menanam benih sudah saya lakukan semenjak saya masih kecil sekitar usia 7 tahun. Waktu itu saat berkunjung ke tempat nenek di desa banyak terdapat butiran padi hasil panen. Iseng-iseng saya menanamnya dengan dibentuk pola tertentu dan saya cukup senang melihat hasilnya saat berkunjung kembali seminggu kemudian. Saat usia 10 tahun saya juga hobi bereksperimen dengan tanaman misalnya stek, cangkok maupun menanam dari biji langsung. Menanam sesuatu yang baik memang menjadi kesukaan saat itu. Saat sekarang memori itu terngiang mengapa tidak saya wujudkan secara nyata?
Januari 2011, tahun baru yang penuh tantangan ke depan. Bayangan inflasi karena kenaikan harga BBM yang dikemas pemerintah melalui kebijakan pembatasan premium tinggal menunggu waktu saja. Inflasi adalah berkurangnya nilai mata uang kita karena harga barang-barang menjadi lebih mahal. Menyimpan uang pada saat terjadi inflasi sama saja dengan membiarkan nilai uang kita tergerus. Atas pertimbangan itu maka saya batalkan rencana memiliki mobil baru dimana saya ingin mengganti mobil yang lama dengan 'mirip' Toyota Sienna pengganti Innova. Salah satunya adalah karena kabar tentang pergantian model tersebut juga belum jelas. Impian memiliki ruang usaha atau ruko di keramaian kota tempat tinggal ternyata lebih kuat dibandingkan memiliki mobil baru. Say goodbye to money...
Sawah seluas 4300m2 menjadi incaran, disamping harganya murah, menjual kembali juga lebih mudah karena petani pasti butuh tanah. Belum lagi tiap 3-4 bl sekali bisa menghasilkan 4-5 kuintal beras yang bisa kita petik hasilnya. Walaupun sawah ini saya miliki tetap tidak mengubah saya menjadi seorang petani karena tidak menggarapnya sendiri. Akan tetapi ini bisa menjadi mimpi di waktu kecil yang tampak nyata.
Sawah ini saya kode CLDK4300
pros : hasil bumi, perumahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar